detikcom
Home » , , , » Latar Belakang Bahasa Aceh

Latar Belakang Bahasa Aceh

Minggu, 07 Juli 2013 09.51 WIB

Aceh adalah daerah istimewa di Indonesia yang terletak di ujung utara Sumatera dengan Banda Aceh sebagai ibukota. Hal ini dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India dan dipisahkan dari mereka oleh Laut Andaman.

Populasi adalah sekitar 4.500.000. Aceh diperkirakan telah menjadi tempat di mana Penyebaran Islam di Indonesia dimulai, dan merupakan bagian penting dari Penyebaran Islam di Asia Tenggara. Pada awal abad ketujuh belas Kesultanan Aceh adalah yang paling kaya, kuat dan dibudidayakan negara di kawasan Selat Malaka.

Aceh memiliki sejarah kemerdekaan politik dan perlawanan sengit untuk mengontrol oleh orang luar, termasuk mantan penjajah Belanda dan pemerintah Indonesia. 

Aceh adalah titik terdekat lahan dengan pusat besar-besaran 2004 gempa bumi Samudra Hindia, dan tsunami, yang menghancurkan sebagian besar pantai barat provinsi. Sekitar 170.000 orang Indonesia tewas atau hilang dalam bencana itu. Bencana tersebut membantu mencapai kesepakatan damai antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Aceh pertama kali dikenal sebagai Aceh Darussalam (1511-1959) dan kemudian sebagai Daerah Istimewa Aceh (1959-2001), Nanggroe Aceh Darussalam (2001-2009) dan Aceh (2009-sekarang). Ejaan masa lalu Aceh meliputi Aceh, Aceh dan Achin.

bahasa Aceh (Achinese) adalah bahasa Melayu-Polinesia diucapkan oleh orang-orang Aceh native di Aceh, Sumatera, Indonesia. Bahasa ini juga dituturkan di beberapa bagian di Malaysia keturunan Aceh di sana, seperti di Yan, Kedah.

Berdasarkan bukti-bukti linguistik yang ditemukan oleh Thurgood (2007), Aceh termasuk dalam bahasa Chamic tapi bukti leksikal Aceh berhubungan dengan bahasa Malayic karena jangka panjang, hubungan dekat antara Aceh dan bahasa Malayic.

Menurut Thurgood (2007), bahasa Chamic yang berhubungan dengan bahasa Aceh adalah subkelompok yang termasuk daratan Chamic bahasa Phan Rang Cham (Timur Cham), Haroi, Jarai, Rade, Chru, dan Roglai ditemukan di Vietnam tengah, Hainan Cham (TSAT) ditemukan dekat Sanya di bagian selatan Pulau Hainan, dan Barat Cham ditemukan di bagian Kamboja dan Thailand.

Di sisi lain, masyarakat Aceh juga telah kontak dekat dengan bahasa Malayic (misalnya Melayu dan Minangkabau) karena mereka berbicara dalam satu wilayah.

Sumber : http://www.ling.hawaii.edu/ldtc/languages/acehnese/
Share this post :

Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi Developers Blogger. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

0 Comments
Comments