Kebiasaan buruk yang tak sehat jarang dikaitkan dengan keadaan ekonomi keluarga. Namun faktanya, penelitian mengungkap bahwa anak-anak yang tumbuh dari keluarga tak mampu lebih berisiko menjadi perokok dibanding anak yang berasal dari keluarga berkecukupan atau kaya.
Peneliti dari Duke University menemukan bahwa perjuangan anak-anak dalam hal ekonomi dari usia yang sangat muda seperti kekhawatiran membayar tagihan atau harus menjual barang-barang untuk memiliki uang bisa mengurangi kontrol diri mereka, bahkan jika mereka mendapat pengasuhan yang kuat dari orang tua.
"Kemiskinan yang dialami saat masih kecil tak hanya mempengaruhi perkembangan anak, namun juga berimbas pada pilihan kesehatan mereka ketika remaja dan dewasa, terutama yang berhubungan dengan kebiasaan merokok," ungkap ketua peneliti Bernard Fuemmeler, seperti dilansir oleh US News (30/07).
Hasil ini ditemukan peneliti setelah menganalisis data dari 1.285 anak dan pengasuh di Amerika Serikat selama tahun 1986 - 2009. Remaja dan orang dewasa yang memiliki kesulitan ekonomi di masa kecil cenderung menjadi perokok saat dewasa.
Sementara itu, peneliti juga menemukan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga kaya cenderung lebih berisiko untuk dekat dengan alkohol dan menjadi peminum alkohol di masa depan. Meski begitu, status ekonomi dan pendapatan orang tua tampaknya tak mempengaruhi kecenderungan anak untuk memakai obat-obatan terlarang.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Pediatric Psychology juga menunjukkan bahwa anak yang memiliki orang tua penyayang dan bisa mengasuh dengan baik cenderung jauh dari rokok dan memiliki risiko kecil menjadi perokok di usia dewasa. Dari penelitian ini didapatkan bahwa orang tua bisa mencegah anak menjadi perokok di usia tua dengan membangun hubungan yang baik dan saling percaya.
Sumber : http://www.merdeka.com/sehat/anak-dari-keluarga-miskin-rentan-jadi-perokok-saat-dewasa.html
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi Developers Blogger. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.